Alkana…
Alkena…
Hmm, satu lagi pasti kamu bisa menebak, deh. Yap! Alkuna!
Squad, pastinya kamu sudah nggak asing lagi ya dengan istilah alkana, alkena, dan alkuna. Ketiganya merupakan golongan senyawa hidrokarbon alifatik, karena tersusun dari unsur atom karbon (C) dan atom hidrogen (H) yang saling terikat dan membentuk rantai terbuka (bisa bercabang maupun tidak). Alkana tergolong hidrokarbon alifatik jenuh karena memiliki ikatan tunggal antar rantai atom karbonnya, sedangkan alkena dan alkuna tergolong hidrokarbon alifatik tak jenuh karena memiliki ikatan rangkap antar rantai atom karbonnya.
Nah, jika pada pembahasan sebelumnya kamu telah mengetahui tentang alkana dan alkena, maka pada pembahasan kali ini kamu akan mempelajari tentang golongan hidrokarbon alifatik yang terakhir, nih, yaitu alkuna. Apa itu alkuna? Seperti apa sifatnya? Serta, apa saja manfaatnya? Yuk, kita simak penjelasannya berikut ini!
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, alkuna merupakan jenis senyawa hidrokarbon tak jenuh yang memiliki ikatan rangkap tiga. Rumus umum alkuna adalah CnH2n-n dengan n > 1.
Misalnya:
Jika n = 2, maka C2H2 merupakan suku pertama alkuna.
Jika n = 3, maka C3H4 merupakan suku kedua alkuna.
Jika n = 4, maka C4H6 merupakan suku ketiga alkuna, dan seterusnya.
- Tata nama alkuna berdasarkan IUPAC
Pemberian nama alkuna dibedakan menjadi dua menurut jenis rantainya, yaitu:
1. Rantai lurus
Penamaan alkuna rantai lurus dengan C = 2 dan C = 3 ditulis menurut jumlah atom C yang menyusunnya dan diakhiri dengan akhiran –una.
Contoh:
C2H2 = etuna.
C3H4 = propuna.
Sementara itu, Penamaan alkuna rantai lurus dengan C ≥ 4 diawali dengan menuliskan nomor atom C yang memiliki ikatan rangkap tiga diikuti dengan nama alkuna sesuai dengan jumlah atom C. Penomoran atom C dimulai dari ujung rantai yang paling dekat dengan ikatan rangkap tiga.
IUPAC : posisi rangkap + nama alkuna
Contoh: